Halo, Bembi.
Separuh hidup, belahan diri, sahabat sampai matiku.
Sudah setahun sejak terakhir kali sejak kita bicara. Aku masih ingat. Tepat di jam segini.
Aku ingat posisi tidurmu, baju yang kamu kenakan, dan apa yang kamu katakan waktu itu. Disela-sela perjuanganmu melawan ketidaksadaran yang pelan-pelan mengambil.
Jangan menangis, katamu.
I love you, katamu.
Tidak ada yang bisa menyamai suasana hatiku waktu itu. Kamupun tahu itu. Bahkan dalam keadaan gentingpun, kamu tetap berusaha menenangkanku. Kamu tidak melepaskan tanganmu yang melingkar di bahuku.
Setahun, Bem.
Itu bukan waktu yang singkat. Bahkan terasa lebih lama tanpa becandaanmu.
Tapi tidak ada yang membuatku lebih bahagia. Melihat kamu malam ini tidur tenang disini. Sesekali membuka mata, lalu terlelap lagi.
Tuhan sangat baik. Dia menyayangi kamu. Menyayangi kita. Dia memberi kita kesempatan untuk menjadi orang yang lebih baik, lebih bersyukur dan lebih kuat.
Kita percaya pada keinginan tuhan dan semesta. Kita serahkan semua padanya. Karena darinya-lah kita berasal.
Sementara itu, jangan risau.
Tidak sedikit perasaanku berkurang buat kamu.
Sadar atau tidak, aku akan tetap disini menyayangimu.
Sekarang dan bertahun-tahun kedepan.
No comments:
Post a Comment