Terlepas dari modus yg ada jaman sekarang, pengemis adalah orang yang tidak berdaya. Pasrah, kalo ada yg kasihan, ya dapat duit. Kalo ngga, ya jalan lagi ke tempat lain.
Tapi kalo buat saya, mengemis itu bukan melulu minta duit. Makanan, pakaian dan tumpangan tempat tinggal. Ya kurang lebih sama seperti kita. Yang berbeda hanya modusnya.
Sekeras apapun usaha yang kita lakukan, percuma, kalo ngga kasih sama Sang Dermawan. Dia. Semesta.
Pasti bertanya-tanya, kenapa tiba-tiba saya membahas pengemis. Ini karena hari ini saya berumur 33. Dan menurut tafsir mimpi pasang togel (penting!) angka tersebut berarti pengemis. Saya.
Saya masih mengais-ngais rejeki dr segala tempat yang ada, masih mendapat sumbangan perhatian dan empati, masih menumpang sana-sini.
Tapi kalo ditarik kebelakang, satu tahun yang lalu, saya masih di jogja. Menjaga suami yang baru tadi malam keluar dari ICU di RS Panti Rapih. Waktu berjalan cepat, tapi terasa sangat lambat.
33. Gila. Saya belum jadi apa-apa. Masih miskin, masih cengeng, masih belum memberi apa-apa pada orang lain atau masyarakat. Malah seringnya nyusahin. Tapi kalau bukan atas kedermawanan semesta, boro-boro bisa menulis blog ini.
Saya bersyukur atas semuanya. Atas keluarga yang menyayangi saya, kerabat yang saya tumpangi dan sering saya bikin susah, teman-teman yang selalu mensuport dan, tentunya, suami saya.
Walaupun perlahan, dia mengalami perkembangan.
Walaupun secara fisik mengalami kemunduran, dari sinar matanya saya tahu dia semakin mendengar dan merasakan keberadaan saya.
Walaupun dia belum berkata apa-apa, saya yakin dimanapun dia melihat saya, akan cekikikan sampil ngeledekin saya udah tua. Seperti yang setiap tahun dia lakukan, padahal umur kami hanya terpaut 4bulan.
Kapan-kapan saya akan cerita tentang tafsir mimpi togel yah. Ini salah satu inside joke suami yang aneh. Karena yah, dia memang aneh.
Sementara itu, terimakasih, Semesta. Untuk semua yang sudah aku miliki, rasakan dan pikirkan hari ini.
No comments:
Post a Comment